Pengertian Penyakit
Tanaman
Beberapa definisi mengenai penyakit tanaman, antara lain
:
ü Penyakit adalah faktor pengganggu tanaman yang disebabkan
oleh jamur, bakteri, virus yang secara ekonomis dapat menurunkan hasil.
ü Penyakit tanaman adalah suatu pertumbuhan yang abnormal
atau penyimpangan-penyimpangan tumbuh, baik pada bagian tertentu dari tanaman
maupun pada seluruh bagian tanaman tersebut, yang disebabkan oleh gangguan
biotik dan abiotik.
ü Penyakit tanaman adalah suatu yang mengganggu tanaman, sehingga
nilai ekonomisnya menurun, baik dari segi kualitas maupun dari segi kuantitas.
ü Penyakit tanaman
adalah kerusakan fisiologis pada tanaman akibat gangguan yang terus menerus
oleh pathogen (Crammer).
ü Penyakit tanaman adalah suatu rangkaian proses fisiologis
yang merugikan, yang disebabkab oleh
pathogen.
Gejala penyakit tanaman adalah suatu tanda yang kelihatan
mengenai bentuk kelainan pada tanaman yang disebabkan gangguan pathogen dan
gangguan fisiologis.
Ada 2 macam
gejala tanaman terserang penyakit, yaitu :
1.
Gejala
luar (external symptoms), seperti ; benjolan, layu, mengeluarkan lendir, busuk
lunak (basah), busuk keras, bercak kecil pada daun, luka, perubahan warna
bentuk pada daun, malai daun, dan batang kerdil.
2.
Gejala
dalam (intenal symptoms), seperti; degenerasi jaringan, pembusukan jaringan,
kerusakan jaringan, matinya sel atau jaringan, dan terdapat pada pertumbuhan
pathogen (spora, micellia).
Penularan
dan penyebaran penyakit (Pathogen)
Pathogen (penyebab
penyakit) dapat berpindah dari suatu tempat ke tempat yang lain terbawa oleh :
1.
Angin
atau udara, terutama spora-spora cendawan dapat terbawa oleh angin atau udara
(Air borne), sedangkan bakteri penyebab penyakit tanaman agak sukar dibawa oleh
angin.
2.
Air
dan tanah. Air merupakan media penyebar dan penular penyakit demikian pula
tanah (Soil borne = tular tanah). Sebagi media penular cendawan, air kurang
efektif bila dibandingkan dengan angin.
3.
Serangga,
dapat menyebabkan penyakit sebagai pembawa (Carrier), seperti menempel terbawa
anggota tubuhnya. Disamping itu, serangga dapat pula merupakan penular
(Vector), setelah terlebih dahulu masuk kedalam tubuhnya.
4.
Manusia,
dapat berparan dalam menyebarkan pathogen.
5.
Biji/benih,
dapat pula sebagai penular pathogen (Seed borne/tular)
6.
Alat-alat
pertanian dan benda-benda lainnya.
Proses
Perkembangbiakan Penyakit Dalam Tanaman
Tahapan-tahapan proses perkembangan penyakit dalam tanaman adalah sebagai
berikut :
1.
Inokulasi, yaitu kontak antara pathogen dengan tanaman inang.
2.
Germinasi, yaitu spora pathogen membentuk tabung kecambah.
3.
Penetrasi, yaitu masuknya pathogen kedalam sel tanaman (antara lain melalui stomata)
4.
Infeksi, yaitu
reaksi antara pathogen dengan sel tanaman sehingga menimbulkan gejala.
5.
Masa inkubasi, yaitu waktu yang dibutuhkan dari 1 sampai 4.
6.
Invasi, yaitu
pathogen penyebar ke sel lainnya dari tanaman inang.
7.
Reproduksi, yaitu pembentukan alat perkembangbiakan (memperbanyak diri) di dalam
tanaman inang.
8.
Penularan dan penyebaran pathogen.
Penyakit Tanaman Kelapa Sawit
Penyakit
pada tanaman kelapa sawit dapat menyerang di pembibitan, sebelum tanaman
menghasilkan buah (TBM) dan setelah tanaman menghasilkan buah (TM).
A.
Penyakit
di pembibitan
Penyakit di pembibitan kelapa sawit
dapat dilihat pada table 1.
Tabel 1. Jenis penyakit dan metode pengendaliannya.
Penyakit
|
Pathogen
|
Gejala
kerusakan
|
Pengendalian
|
Pada
daun muda
|
Glomerella
Cingulata
Botryodiplodia
spp
Melanconium
spp
|
-
Bercak kecil pucat berubah
menjadi coklat dengan pinggir yang pucat.
-
Ujung daun dapat mengalami
nekrosis yang berat.
-
Umumnya muncul pada pembibitan
awal yang kondisinya lebih hangat dan lembab.
|
Inokulasi penyakit pada bibit dan tanaman muda.
Pencegahan dengan menggunakan fungisida (Natural GLIO) semenjak awal.
|
Blast
(hawar)
|
Pythium
sp
|
Penyakit
akar yang menyebabkan nekrosis (kematian jaringan), daun tua dan daun muda
menjadi kerdil, hijau olive dengan ujung daun yang mengalami nekrosis.
|
Periksa
tanah pada polibag agar mempunyai kelembaban yang cukup atau beri mulsa pada
permukaan tanah pada polibag.
|
Curvularia
blight
|
Curvularia
sp
|
-
Muncul terutama pada pembibitan
utama dengan pertumbuhan yang buruk.
-
Bercak-bercak kecil dan coklat
tua dengan lingkaran halo kuning/coklat yang tegas, pada kondisi
lanjut/berat, keseluruhan daun mongering.
|
Aplikasikan
fungisida preventif. Buang dan hancurkan bibit lemah atau terserang penyakit.
|
Bercak
Corticum
|
Corticum
sp
|
-
Penyakit pada pembibitan utama.
-
Daun tua menunjukkan gejala luka
berbentuk garis berwarna coklat yang kemudian mongering dan meninggalkan
gejala daun denga warna abu-abu sampai abu-abu keputihan dengan pinggir
keunguan.
|
Aplikasikan
fungisida preventif. Buang dan hancurkan bibit yang lemah/terserang.
|
Bercak
Helmintho sporium
|
Helminthosporium
sp
|
-
Penyakit pada bibit tua ketika
kondisi pembibitan menjadi rapat (crowded).
-
Bercak coklat tua yang
dikelilingi lingkaran klorotik yang berubah warna jadi kuning.
-
Daun mongering mualai dari
pinggir.
|
Aplikasika
fungisida preventif. Pastikan jarak bibit benar. Buka jalan angin pertukaran
udara jika bibit terlalu rapat. Buang dan hancurkan bibit yang
lemah/terserang.
|
Busuk
daun atau umbut
|
Fusarium
sp
|
-
Jarang muncul pada pembibitan
yang diperlakukan dengan baik.
-
Pucuk daun yang baru muncul
menjadi kuning dan akarnya hitam.
-
Pucuk daun dan daun yang
terserang mudahdicabut dengan tanah.
-
Pada bagian pangkal dari daun
yang terinfeksi berbau menyengat.
|
Bibit
yang terserang berat harus dihancurkan. Pada serangan awal penyakit, siram titik tumbuh dengan Thiram 80 WP
setiap minggu selama 4 minggu. Jika tanaman sembuh, sebaiknya tanaman diberi
tanda dan dimonitor perkembangannya. Jika pertumbuhan selanjutnya buruk, maka
tanaman tersebut musnahkan.
|
Metode
Pengendalian Penyakit di Pembibitan
Metode
pengendalian penyakit yang bisa dilakukan pada bibit kelapa sawit di
pembibitan, dibagi menjadi tiga, yaitu:
1. Tindakan
preventif
Aplikasi mingguan dengan
menggunakan fungisida (seperti Thiram 80 WP). Penyemprotan secara preventive
seharusnya dimulai ketika bibit mempunyai 4 helai daun yang terbuka sempurna.
2. Tindakan
kuratif
Dilakukan untuk mengobati tanaman
ketika gejala penyakit sudah muncul pada bibit, diikuti dengan identifikasi
penyakit yang ada, menggantikan penyemprotan preventif sempai penyakit tersebut
dapat dikendalikan. Sebaiknya penyiraman tidak dilakukan selama 12 jam setelah
penyemprotan.
3. Perlakuan
lain.
a. Praktik
manajemen pembibitan, seringkali memainkan peranan penting dalam munculnya
penyakit. Perlakuan penyiraman, pemupukan, pemberian mulsa dan pengendalian
gulma yang tepat dan baik akan menurunkan kemungkinan terjadinya penyakit
terutama di pembibitan awal.
b. Bibit
terserang harus segera dibuang dan dibakar, sehingga bibit-bibit tersebut tidak
menjadi sumber penyakit. Jika ada bibit yang mati tanaman yang terserang
dipotong, maka semuanya itu harus dibakar.
c. Buah
busuk, pelepah dan tumbuhan lain yang membusuk harus dibersihkan dan dibakar.
Jika penyakit tidak dapat dikendalikan setelah satu minggu, dilakukan
penyemprotan fungisida “curative”, maka Manajer Pembibitan harus
mempertimbangkan unruk melakukan pilihan perlakuan yang lain.
B.
Penyakit sebelum tanaman menghasilkan buah (TBM)
Penyakit yang
menyerang tanaman kelapa sawit sebelum menghasilkan buah, sbb:
1. Penyakit
busuk pangkal batang (BPB).
Penyakit ini disebabkan oleh Ganoderma boninense. Ganoderma
boninense yang merupakan jamur tanah hutan hujan tropis. Jamur G. Boninense
bersifat saprofit (dapat hidup pada sisa tanaman) dan akan berubah menjadi
patogenik apabila bertemu dengan akar tanaman kelapa sawit yang tumbuh
didekatnya. Serangan BPB dapat terjadi sejak bibit sampai tanaman tua, tetapi
gejala penyakit biasanya baru terlihat setelah bibit ditanam dilapangan.
Penyakit ini dijumpai pada tanaman berumur 5 tahun. Serangan penyakit ini yang paling tinggi
dijumpai pada umur 10-15 tahun, tetapi hal ini bervariasi tergantung pada
kebersihan kebun dan sejarah tanaman di kebun tersebut.
Gejala
Serangan
·
Penyakit
ini umumnya menyerang pangkal batang tanaman
·
Gejala
yang tampak pertama kali adalah adanya bercak kekuningan pada pelepah muda.
Begitu penyakit ini berkembang warna kuning semakin jelas.
·
Daun
tombak yang baru keluar menggumpal lebih dari 3 daun (yang normal hanya 1-2
daun).
·
Daun
yang tua menjadi layu, patah pada pelepahnya dan menggantung pada batang.
Sedang pangkal batang menghitam, getah keluar dari tempat yang terinfeksi dan
akhirnya batang membusuk dengan warna coklat muda.
·
Tanda
pertama adanya infeksi adalah munculnya bagian busuk pada pangkal batang.
Bagian yang busuk ini kemudian berkembang keatas dan sekitar batang.
· Serangan penyakit ini pada bagian atas tanaman dapat
terjadi dimana saja pada batang tanaman. Gejala pertama yang dapat dilihat
adalah adanya bagian atas tajuk patah.
Pencegahan
dan pengendaliannya
Beberapa tindakan
yang dapat dilakukan untuk mencegah penyakit busuk pangkal batang, sebagai
berikut :
-
Melakukan
pembersihan lahan terutama terhadap sisa-sisa tanaman kelapa atau kelapa sawit.
-
Menghindari
penanaman kelapa sawit dekat dengan perkebunan kelapa.
-
Melakukan
sensus terhadap tanaman setiap 6 bulan sekali, untuk mengidentifikasi tanaman
yang terserang/terinfeksi jamur.
Tindakan
pengendalian dapat dilakukan, antara lain :
-
Pengendalian
secara
mekanis yakni membongkar, mengumpulkan dan membakar tanaman yang
terserang penyakit terutamabagi tanaman yang terinfeksi ada jamur.
-
Pangkal
batang dan perakarannya dibongkar hingga kedalaman 15 - 20 cm serta dikeluarkan
dari lahan perkebunan.
-
Tanman
yang terinfeksi tanpa ada jamur, tetapi masih tetap berproduksi, harus
dimonitor/kontrol terus.
-
Pengendalian
secara kimiawi yakni sekitar pohon yang terserang digali parit selebar 30 cm,
dalamnya 1 m ( parit isolasi ), kemudian pinggir parit disemprot dengan
fungisida.
-
Menggunakan
biofungisida Marfu-P.
Bahan
aktif yang digunakan untuk biofungisida Marfu-P adalah sporakonida dan
klamidospora jamur trichoderma koningii (isolat MR 14). Hasil uji aplikasi
Marfu-P menunjukkan bahwa satu bulan setelah perlakuan masih dijumpai adanya
Ganoderma dan Trichoderma pada potongan akar yang sama. Ganoderma pada akar
kelapa sawit dan pada potongan akar karet sudah melapuk setelah 3 bulan
perlakuan trichoderma. Biofungisida Marfu-P banyak digunakan oleh perusahaan
perkebunan kelapa saawit milik negara dan swasta. Manfaat yang diperoleh dengan
adanya aplikasi biofungisida Marfu-P adalah pengendalian BPB bersifat ramah
lingkungan, sehingga bahaya pencemaran lingkunga oleh insektisida kimiawi dapat
dihindari.
2. Penyakit
Crown disease (penyakit tajuk)
Penyakit tajuk adalah sejenis penyakit /
kelainan yang terjadi pada daun kelapa sawit. Sampai saat ini penyebabnya belum
diketahui secara pasti.
Gejala Serangan
ü
Pelepah
melengkung berputar ke bawah, sebagian daunnya menjadi rusak sebelum membuka.
ü
Tanaman
seperti abnormal
ü
Biasanya
menyerang tanaman muda.
C. Penyakit pada
tanaman kelapa sawit setelah menghasilkan buah (TM)
Ada beberapa
penyakit yang menyerang tanaman kelapa sawit setelah menghasilkan buah,
diantaranya:
-
Penyakit
garis kuning pada daun ( Vascular Wilt Disease )
-
Penyakit
busuk pangkal batang (BPB)
-
Penyakit
busuk tandan buah
1.
Penyakit Garis Kuning Pada Daun (Vascular Wilt Disease )
Penyakit ini belum menjadi
penyakit utama pada perkebunan kelapa sawit di Indonesia, di Malaysia maupun di negara-negara sekitarnya. Penyebab penyakit
adalah Fusarium oxysporum. Pathogen
ini masuk ke dalam akar tanaman melalui jaringan yang rusak atau busuk. Kondisi
yang lembab dan hangat meransang perkembangan pathogen ini lebih cepat.
Gejala
serangan
Beberapa tanda yang
dapat digunakan untuk mengetahui gejala serangan penyakit garis kuning pada
adalah sebagai berikut :
-
Penyakit
biasanya menyerang pada tanaman yang berumur kurang dari 6 tahunn. Gejala
ditandai dengan adanya pelepah tanaman yang berwarna kuning terang, gejala
lanjutan ujung daun mengering dan akhirnya mati.
-
Jaringan
pengangkut air berubah warna dari orange menjadi coklat dan akhirnya mati.
-
Jaringan-jaringan
pengangkut lainnya akan terganggu pada daerah yang terserang dan akhirnyan
menjadi nekrotik dan membusuk.
-
Pada tahap awal gejala serangan tampak pada
daun muda, sejalan dengan tingakt serangan, gejala ini kemudian berkembang dan
menyebar keseluruh daun dutajuk tanaman.
-
Daun-daun
tua yang terserang menjadi layu, berubah warna menjadi kuning kecoklatan dan
akhirnya mati. Daun ini biasanya patah lebih kurang 80 cm dari pangkal dan
menggantung secara vertikal di sekitar batang tanaman.
-
Tanaman
yang terserang atau terinfeksi penyakit ini jarang yang dapat bertahan hidup
lama.
Pengendaliannya
Hingga saat ini
belum ada cara yang efektif untuk mengendalikan busuk pembuluh.
Beberapa
tindakan yang dapat dilakukan untuk mencegah dan penularan penyakit busuk
pembuluh yakni :
-
Penggunaan
benih yang sehat dan bebas dari pathogen busuk pembuluh.
-
Melaksanakan
kultur teknis yang tepat seperti waktu penanaman yang tepat, penyiraman
tanaman, pemupukan serta pemeliharaan lingkungan perkebunan kelapa sawit yang
optimal.
2.
Penyakit Busuk Tandan Buah
Penyebab utama dari
penyakit busuk tandan adalah pathogen saprophytic,
Marasmius palmivorus, yang umum
berkembang pada tumpukan daun dan serasah tanaman kelapa sawit. Jaringan
yang mati maupun bahan organik merupakan tempat terkumpulnya inokulum dalam
jumlah yang besar, yang selanjutnya akan menginfeksi tandan buah yang sedang
berkembang. Tandan buah yang menbusuk dan areal-areal disekitarnya merupakan
sumber inokulum penyakit busuk tandan buah. Penyakit ini banyak dijumpai pada
saat musim basah yang panjang khususnya pada lahan yang didominasi tanah sulfat
masam.
Gejala Serangan
-
Penyakit
ini awalnya berkembang pada ujung tandan buah segar (TBS), yakni pada bagian
buah yang terjepit/tergencet antara batang dan pelepah daun diatasnya. Jaringan
miselium berwarna putih akan berkembang pada permukaan kulit buah.
-
Selanjutnya penyakit ini masuk kedalam
jaringan kulit buah dan menghasilkan jaringan busuk berwarna coklat muda dan
basah.
-
Spora
berwarna putih maupun kemerahan akan dihasilkan apabila seluruh buah telah
terinfeksi / terserang.
-
Kerusakan
buah ini akan menyebabkan kandungan asam lemak bebas menjadi tinggi pada minyak
kelapa sawit yang dihasilkan.
-
Penyakit
ini lebih banyak dijumpai pada saat musim basah/hujan yang panjang khususnya
pada lahan yang umumnya tanah sulfat asam.
-
Penyakit
ini sering terjadi pada permulaan panen, karena polinasi tidak terjadi
sempurna.
Pencegahan
dan Pengendaliannya
Beberapa tindakan yang
dapat dilakukan untuk mencegah dan mengendalikan penyakit tersebut, sebagai
berikut :
-
Melakukan
sanitasi / pembersihan kebun dari sisa-sisa bagian tanaman yang menjadi sumber
inokulum terutama pada musim hujan.
-
Pengendalian
secara mekanis yakni dengan cara
mengumpulkan dan membakar tandan buah yang terserang.
-
Pengendalian
secara kimiawi yakni dengan
menggunakan fungisida yang selektif sehingga tidak mematikan serangga atau
kumbang yang membantu dalam penyerbukan. Fungisida yang biasa digunakan adalah
Difolatan 0,2 – 0,7 % , dengan interval 2 minggu sekali.
Dosis dan
Konsentrasi formulasi dalam penggunaan fungisida, yaitu :
1.
Konsentrasi
Formulasi
Konsentrasi
formulasi fungisida adalah banyaknya fungisida di hitung dalam cc atau gram
yang dicampur dengan 1 liter air/pelarut (ppm).
Contoh:
Konsentrasi
formulasi fungisida Antracol 75 WP adalah gram per liter air artinya kedalam 1
liter air kita campur fungisida Antracol sebanyak 2 gram sehingga diperoleh
suatu larutan jadi fungisida yang siap pakai.
2.
Dosis
Dosis
atau dosis formulasi fungisida adalah banyaknya fungisida (liter atau kg) yang
diperlukan untuk mengendalikan penyakit per satuan luas tertentu (misalnya Ha).
Contoh:
Dosis
fungisida Antracol 75 WP untuk mengendalikan suatu penyakit cendawan adalah
sebanyak 1 kg/ha. Dalam pelaksanaannya, Antracol yang 1 kg itu terlebih dahulu
dicampur dengan air sebanyak 500 liter (karena konsentrasi formulasinya 2 gram
per liter air).
Catatan :
a.
Di
samping konsentrasi formulasi dikenal pula konsentrasi larutan jadi dan
konsentrasi bahan aktif.
b.
Di
samping dosis formulasi dikenal pula dosis larutan jadi dan dosis bahan aktif.
Contoh
Soal:
Untuk mengendalikan penyakit late blight (P.
Infestans) pada tanaman kentang seluas 1 ha, dianjurkan untuk menggunakan
1,025 kg bahan aktif Antracol 75 WP dalam 600 liter larutan jadi.
Ditanyakan:
1.
Berapa
banyak dosis formulasi fungisida tersebut ?
2.
Berapa
konsentrasi formulasinya ?
3.
Berapa
konsentrasi fungisida dalam larutan jadi ?
4.
Berapa
cc larutan jadi yang diterima tiap tanaman/pohon/rumpun, bila jarak tanaman
adalah 1 x 1 meter ?
Jawaban:
1.
Didalam
1 kg Antracol 75 WP terdapat 75 % atau 0,75 kg bahan aktif. Karena untuk lahan
seluas 1 ha dianjurkan untuk menggunakan sebanyak 1,025 kg bahan aktif, maka
dosis formulasi Antracol 75 WP yang diperlukan adalah sebanyak :
1,025 kg / 0,75 kg x 1 kg
= 1,50 kg/ha
2.
Karena
dosis formulasinya 1,5 kg (jawaban no. 1), dalam 600 liter larutan jadi,
berarti konsentrasi formulasinya sebesar :
1,5 kg fungisida / 600 liter air
= 1500 gram / 600
liter air
= 2,5 gram/liter
air.
3.
Karena
konsentrasi formulasinya 2,5 gram/liter air atau di dalam 1000cc air terdapat
2,5 kg fungisida. Konsentrasi fungisida dalam larutan jadi adalah sebesar :
2,5 cc / 1000 cc x 100%
= 0,25%
4.
Pada
lahan seluas 1 Ha terdapat 10.000 rumpun tanaman kentang. Jadi, banyaknya
larutan jadi yang diterima tiap rumpun tanaman adalah sebanyak :
600.000 cc / 10.000 rumpun
= 60 cc
Kalibrasi Semprot
Kalibrasi semprot adalah menghitung berapa
hektar (Ha) per hakka (HK).
·
Rumus
Kalibrasi Semprot :
VS = 10.000 x T
K
x G
Keterangan : K = Panjang
semprot
G = Lebar
semprot
T
= Aliran
air per menit (ml/menit)
· Rumus Dosis : DRM x KT
VS
Keterangan
: DRM = Dosis Rekomendasi
KT = Kapasitas
Tengki
VS = Volume
Semprot
·
Rumus Konsentrasi : DRM = Dosis
KT
·
Rumus
Produktivitas : EW x HMS
t x SPH
Keterangan
: EW = Efektifitas Kerja (210 menit)
HMS = Pohon
per kap (60)
t = Menit
per kap (20)
1
Ha = 142
pohon/pokok (SPH)
Contoh
Soal
Diketahui : T = 600
ml = 0,6 L
G = 2,8
m
K = 49,
m
DRM = 1
KT = 15
EW = 3
½ jam = 210 menit
Jawaban :
·
VS = 10.000
x T
K
x G
= 10.000 x 0,6
49,3 x 2,8
= 6.000
138,04
= 43,46
·
Dosis = DRM x KT
VS
= 1 x 15
43,46
= 15
43,16
= 0,345 L
= 345 ml
·
Konsentrasi
= Dosis
KT
= 0,345
15
= 0,023 L
= 23 ml
·
Produktivitas
= EW
x HMS
t x SPH
= 210 x 60
20
x 142
= 12.600
2.840
= 4,43 Ha/HK
Tugas
Untuk melihat
kompetensi anda, jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut ini:
1.
Jelaskan
metode penyebaran pathogen yang mengakibatkan terinfeksinya tanaman !
2.
Sebutkan
6 (enam) jenis penyakit yang menyerang dipembibitan tanaman kelapa sawit dan
jelasklan metode pengendaliannya !
3.
Jelaskan
tindakan pengendalian yang dapat dilakukan pada tanaman yang terserang penyakit
busuk pangkal batang !
4.
Sebutkan
berapa macam penyakit tanaman umumnya yang menyerang tanaman belum menghasilkan
dan menghasilkan pada kelapa sawit dan jelaskan penyebabnya !
5.
Apa
yang dimaksud dengan Dosis dan Konsentrasi Formulasi dalam penggunaan fungisida
dan berikan contohnya?
6.
Untuk
mengendalikan penyakit busuk pangkal batang
(Ganoderma boninense) pada
tanaman kelapa sawit seluas 10 ha, dianjurkan untuk menggunakan 1,025 kg bahan
aktif Marfu-P (isolat Mr 14) dalam 600 liter larutan jadi.
Ditanyakan:
a. Berapa banyak dosis formulasi fungisida tersebut ?
b.
Berapa
konsentrasi formulasinya ?
c.
Berapa
konsentrasi fungisida dalam larutan jadi ?
d.
Berapa
cc larutan jadi yang diterima tiap tanaman/pohon/rumpun, bila jarak tanaman
adalah 9 x 9 meter ?
1xbet korean soccer bonus code - RSNB
BalasHapus1xbet korean soccer bonus code ➜ Sports 1xbet korean betting & betting หาเงินออนไลน์ on soccer. Claim up to ₹1500 in Bonus Credits ➜ We will choegocasino show you all the 1xbet important details of this