Minggu, 26 Oktober 2014

PENGENDALIAN PENYAKIT TANAMAN BELUM MENGHASILKAN


Pengertian  Penyakit Tanaman
Beberapa definisi mengenai penyakit tanaman, antara lain :
ü  Penyakit adalah faktor pengganggu tanaman yang disebabkan oleh jamur, bakteri, virus yang secara ekonomis dapat menurunkan hasil.
ü  Penyakit tanaman adalah suatu pertumbuhan yang abnormal atau penyimpangan-penyimpangan tumbuh, baik pada bagian tertentu dari tanaman maupun pada seluruh bagian tanaman tersebut, yang disebabkan oleh gangguan biotik dan abiotik.
ü  Penyakit tanaman adalah suatu yang mengganggu tanaman, sehingga nilai ekonomisnya menurun, baik dari segi kualitas maupun dari segi kuantitas.
ü   Penyakit tanaman adalah kerusakan fisiologis pada tanaman akibat gangguan yang terus menerus oleh pathogen (Crammer).
ü  Penyakit tanaman adalah suatu rangkaian proses fisiologis yang merugikan, yang disebabkab oleh  pathogen.
Gejala penyakit tanaman adalah suatu tanda yang kelihatan mengenai bentuk kelainan pada tanaman yang disebabkan gangguan pathogen dan gangguan fisiologis. 
Ada 2 macam gejala tanaman terserang penyakit, yaitu :
1.       Gejala luar (external symptoms), seperti ; benjolan, layu, mengeluarkan lendir, busuk lunak (basah), busuk keras, bercak kecil pada daun, luka, perubahan warna bentuk pada daun, malai daun, dan batang kerdil.
2.       Gejala dalam (intenal symptoms), seperti; degenerasi jaringan, pembusukan jaringan, kerusakan jaringan, matinya sel atau jaringan, dan terdapat pada pertumbuhan pathogen (spora, micellia).
Penularan dan penyebaran penyakit (Pathogen)
Pathogen (penyebab penyakit) dapat berpindah dari suatu tempat ke tempat yang lain terbawa oleh :
1.       Angin atau udara, terutama spora-spora cendawan dapat terbawa oleh angin atau udara (Air borne), sedangkan bakteri penyebab penyakit tanaman agak sukar dibawa oleh angin.
2.       Air dan tanah. Air merupakan media penyebar dan penular penyakit demikian pula tanah (Soil borne = tular tanah). Sebagi media penular cendawan, air kurang efektif bila dibandingkan dengan angin.
3.       Serangga, dapat menyebabkan penyakit sebagai pembawa (Carrier), seperti menempel terbawa anggota tubuhnya. Disamping itu, serangga dapat pula merupakan penular (Vector), setelah terlebih dahulu masuk kedalam tubuhnya.
4.       Manusia, dapat berparan dalam menyebarkan pathogen.
5.       Biji/benih, dapat pula sebagai penular pathogen (Seed borne/tular)
6.       Alat-alat pertanian dan benda-benda lainnya.
Proses Perkembangbiakan Penyakit Dalam Tanaman
Tahapan-tahapan proses perkembangan penyakit dalam tanaman adalah sebagai berikut :
1.       Inokulasi, yaitu kontak antara pathogen dengan tanaman inang.
2.       Germinasi, yaitu spora pathogen membentuk tabung kecambah.
3.       Penetrasi, yaitu masuknya pathogen kedalam sel tanaman (antara lain melalui stomata)
4.       Infeksi, yaitu reaksi antara pathogen dengan sel tanaman sehingga menimbulkan gejala.
5.       Masa inkubasi, yaitu waktu yang dibutuhkan dari 1 sampai 4.
6.       Invasi, yaitu pathogen penyebar ke sel lainnya dari tanaman inang.
7.       Reproduksi, yaitu pembentukan alat perkembangbiakan (memperbanyak diri) di dalam tanaman inang.
8.       Penularan dan penyebaran pathogen.
  
Penyakit Tanaman Kelapa Sawit
         Penyakit pada tanaman kelapa sawit dapat menyerang di pembibitan, sebelum tanaman menghasilkan buah (TBM) dan setelah tanaman menghasilkan buah (TM).

A.      Penyakit di pembibitan
Penyakit di pembibitan kelapa sawit dapat dilihat pada table 1.
Tabel 1.  Jenis penyakit dan metode pengendaliannya.
Penyakit
Pathogen
Gejala kerusakan
Pengendalian
Pada daun muda
Glomerella Cingulata
Botryodiplodia spp
Melanconium spp
-  Bercak kecil pucat berubah menjadi coklat dengan pinggir yang pucat.
-  Ujung daun dapat mengalami nekrosis yang berat.
-  Umumnya muncul pada pembibitan awal yang kondisinya lebih hangat dan lembab.
Inokulasi penyakit pada bibit dan tanaman muda. Pencegahan dengan menggunakan fungisida (Natural GLIO) semenjak awal.
Blast (hawar)
Pythium sp
Penyakit akar yang menyebabkan nekrosis (kematian jaringan), daun tua dan daun muda menjadi kerdil, hijau olive dengan ujung daun yang mengalami nekrosis.
Periksa tanah pada polibag agar mempunyai kelembaban yang cukup atau beri mulsa pada permukaan tanah pada polibag.
Curvularia blight
Curvularia sp
-  Muncul terutama pada pembibitan utama dengan pertumbuhan yang buruk.
-  Bercak-bercak kecil dan coklat tua dengan lingkaran halo kuning/coklat yang tegas, pada kondisi lanjut/berat, keseluruhan daun mongering.
Aplikasikan fungisida preventif. Buang dan hancurkan bibit lemah atau terserang penyakit.
Bercak Corticum
Corticum sp
-  Penyakit pada pembibitan utama.
-  Daun tua menunjukkan gejala luka berbentuk garis berwarna coklat yang kemudian mongering dan meninggalkan gejala daun denga warna abu-abu sampai abu-abu keputihan dengan pinggir keunguan.
Aplikasikan fungisida preventif. Buang dan hancurkan bibit yang lemah/terserang.
Bercak Helmintho sporium
Helminthosporium sp
-  Penyakit pada bibit tua ketika kondisi pembibitan menjadi rapat (crowded).
-  Bercak coklat tua yang dikelilingi lingkaran klorotik yang berubah warna jadi kuning.
-  Daun mongering mualai dari pinggir.
Aplikasika fungisida preventif. Pastikan jarak bibit benar. Buka jalan angin pertukaran udara jika bibit terlalu rapat. Buang dan hancurkan bibit yang lemah/terserang.
Busuk daun atau umbut
Fusarium sp
-  Jarang muncul pada pembibitan yang diperlakukan dengan baik.
-  Pucuk daun yang baru muncul menjadi kuning dan akarnya hitam.
-  Pucuk daun dan daun yang terserang mudahdicabut dengan tanah.
-  Pada bagian pangkal dari daun yang terinfeksi berbau menyengat.
Bibit yang terserang berat harus dihancurkan. Pada serangan awal penyakit,  siram titik tumbuh dengan Thiram 80 WP setiap minggu selama 4 minggu. Jika tanaman sembuh, sebaiknya tanaman diberi tanda dan dimonitor perkembangannya. Jika pertumbuhan selanjutnya buruk, maka tanaman tersebut musnahkan.


Metode Pengendalian Penyakit di Pembibitan

Metode pengendalian penyakit yang bisa dilakukan pada bibit kelapa sawit di pembibitan, dibagi menjadi tiga, yaitu:
1.       Tindakan preventif
Aplikasi mingguan dengan menggunakan fungisida (seperti Thiram 80 WP). Penyemprotan secara preventive seharusnya dimulai ketika bibit mempunyai 4 helai daun yang terbuka sempurna.
2.       Tindakan kuratif
Dilakukan untuk mengobati tanaman ketika gejala penyakit sudah muncul pada bibit, diikuti dengan identifikasi penyakit yang ada, menggantikan penyemprotan preventif sempai penyakit tersebut dapat dikendalikan. Sebaiknya penyiraman tidak dilakukan selama 12 jam setelah penyemprotan.
3.       Perlakuan lain.
a.      Praktik manajemen pembibitan, seringkali memainkan peranan penting dalam munculnya penyakit. Perlakuan penyiraman, pemupukan, pemberian mulsa dan pengendalian gulma yang tepat dan baik akan menurunkan kemungkinan terjadinya penyakit terutama di pembibitan awal.
b.     Bibit terserang harus segera dibuang dan dibakar, sehingga bibit-bibit tersebut tidak menjadi sumber penyakit. Jika ada bibit yang mati tanaman yang terserang dipotong, maka semuanya itu harus dibakar.
c.      Buah busuk, pelepah dan tumbuhan lain yang membusuk harus dibersihkan dan dibakar. Jika penyakit tidak dapat dikendalikan setelah satu minggu, dilakukan penyemprotan fungisida “curative”, maka Manajer Pembibitan harus mempertimbangkan unruk melakukan pilihan perlakuan yang lain.








B.    Penyakit sebelum tanaman menghasilkan buah (TBM)
Penyakit yang menyerang tanaman kelapa sawit sebelum menghasilkan buah, sbb:
1.       Penyakit busuk pangkal batang (BPB).

Penyakit ini disebabkan oleh Ganoderma boninense. Ganoderma boninense yang merupakan jamur tanah hutan hujan tropis. Jamur G. Boninense bersifat saprofit (dapat hidup pada sisa tanaman) dan akan berubah menjadi patogenik apabila bertemu dengan akar tanaman kelapa sawit yang tumbuh didekatnya. Serangan BPB dapat terjadi sejak bibit sampai tanaman tua, tetapi gejala penyakit biasanya baru terlihat setelah bibit ditanam dilapangan. Penyakit ini dijumpai pada tanaman berumur 5 tahun.  Serangan penyakit ini yang paling tinggi dijumpai pada umur 10-15 tahun, tetapi hal ini bervariasi tergantung pada kebersihan kebun dan sejarah tanaman di kebun tersebut.
Gejala Serangan
·       Penyakit ini umumnya menyerang pangkal batang tanaman
·       Gejala yang tampak pertama kali adalah adanya bercak kekuningan pada pelepah muda. Begitu penyakit ini berkembang warna kuning semakin jelas.
·       Daun tombak yang baru keluar menggumpal lebih dari 3 daun (yang normal hanya 1-2 daun).
·       Daun yang tua menjadi layu, patah pada pelepahnya dan menggantung pada batang. Sedang pangkal batang menghitam, getah keluar dari tempat yang terinfeksi dan akhirnya batang membusuk dengan warna coklat muda.
·       Tanda pertama adanya infeksi adalah munculnya bagian busuk pada pangkal batang. Bagian yang busuk ini kemudian berkembang keatas dan sekitar batang.
·       Serangan penyakit ini pada bagian atas tanaman dapat terjadi dimana saja pada batang tanaman. Gejala pertama yang dapat dilihat adalah adanya bagian atas tajuk patah.   
Pencegahan dan pengendaliannya
Beberapa tindakan yang dapat dilakukan untuk mencegah penyakit busuk pangkal batang, sebagai berikut :
-        Melakukan pembersihan lahan terutama terhadap sisa-sisa tanaman kelapa atau kelapa sawit.
-        Menghindari penanaman kelapa sawit dekat dengan perkebunan kelapa.
-        Melakukan sensus terhadap tanaman setiap 6 bulan sekali, untuk mengidentifikasi tanaman yang terserang/terinfeksi jamur.


Tindakan pengendalian dapat dilakukan, antara lain :
-          Pengendalian secara mekanis yakni membongkar, mengumpulkan dan membakar tanaman yang terserang penyakit terutamabagi tanaman yang terinfeksi ada jamur.
-          Pangkal batang dan perakarannya dibongkar hingga kedalaman 15 - 20 cm serta dikeluarkan dari lahan perkebunan.
-          Tanman yang terinfeksi tanpa ada jamur, tetapi masih tetap berproduksi, harus dimonitor/kontrol terus.
-          Pengendalian secara kimiawi yakni sekitar pohon yang terserang digali parit selebar 30 cm, dalamnya 1 m ( parit isolasi ), kemudian pinggir parit disemprot dengan fungisida.
-          Menggunakan biofungisida Marfu-P.
Bahan aktif yang digunakan untuk biofungisida Marfu-P adalah sporakonida dan klamidospora jamur trichoderma koningii (isolat MR 14). Hasil uji aplikasi Marfu-P menunjukkan bahwa satu bulan setelah perlakuan masih dijumpai adanya Ganoderma dan Trichoderma pada potongan akar yang sama. Ganoderma pada akar kelapa sawit dan pada potongan akar karet sudah melapuk setelah 3 bulan perlakuan trichoderma. Biofungisida Marfu-P banyak digunakan oleh perusahaan perkebunan kelapa saawit milik negara dan swasta. Manfaat yang diperoleh dengan adanya aplikasi biofungisida Marfu-P adalah pengendalian BPB bersifat ramah lingkungan, sehingga bahaya pencemaran lingkunga oleh insektisida kimiawi dapat dihindari.

2.       Penyakit Crown disease (penyakit tajuk)
       Penyakit tajuk adalah sejenis penyakit / kelainan yang terjadi pada daun kelapa sawit. Sampai saat ini penyebabnya belum diketahui secara pasti.
Gejala Serangan
ü  Pelepah melengkung berputar ke bawah, sebagian daunnya menjadi rusak sebelum membuka.
ü  Tanaman seperti abnormal
ü  Biasanya menyerang tanaman muda.
C.   Penyakit pada tanaman kelapa sawit setelah menghasilkan buah (TM)
Ada beberapa penyakit yang menyerang tanaman kelapa sawit setelah menghasilkan buah, diantaranya:
-          Penyakit garis kuning pada daun ( Vascular Wilt Disease )
-          Penyakit busuk pangkal batang (BPB)
-          Penyakit busuk tandan buah
1.     Penyakit Garis Kuning Pada Daun (Vascular Wilt Disease )
Penyakit ini belum menjadi penyakit utama pada perkebunan kelapa sawit di Indonesia,  di Malaysia maupun  di negara-negara sekitarnya. Penyebab penyakit adalah Fusarium oxysporum. Pathogen ini masuk ke dalam akar tanaman melalui jaringan yang rusak atau busuk. Kondisi yang lembab dan hangat meransang perkembangan pathogen ini lebih cepat.
Gejala serangan
Beberapa tanda yang dapat digunakan untuk mengetahui gejala serangan penyakit garis kuning pada adalah sebagai berikut :
-          Penyakit biasanya menyerang pada tanaman yang berumur kurang dari 6 tahunn. Gejala ditandai dengan adanya pelepah tanaman yang berwarna kuning terang, gejala lanjutan ujung daun mengering dan akhirnya mati.
-          Jaringan pengangkut air berubah warna dari orange menjadi coklat dan akhirnya mati.
-          Jaringan-jaringan pengangkut lainnya akan terganggu pada daerah yang terserang dan akhirnyan menjadi nekrotik dan membusuk.
-           Pada tahap awal gejala serangan tampak pada daun muda, sejalan dengan tingakt serangan, gejala ini kemudian berkembang dan menyebar keseluruh daun dutajuk tanaman.
-          Daun-daun tua yang terserang menjadi layu, berubah warna menjadi kuning kecoklatan dan akhirnya mati. Daun ini biasanya patah lebih kurang 80 cm dari pangkal dan menggantung secara vertikal di sekitar batang tanaman.
-          Tanaman yang terserang atau terinfeksi penyakit ini jarang yang dapat bertahan hidup lama.
Pengendaliannya
Hingga saat ini belum ada cara yang efektif untuk mengendalikan busuk pembuluh. 
Beberapa tindakan yang dapat dilakukan untuk mencegah dan penularan penyakit busuk pembuluh yakni :
-          Penggunaan benih yang sehat dan bebas dari pathogen busuk pembuluh.
-          Melaksanakan kultur teknis yang tepat seperti waktu penanaman yang tepat, penyiraman tanaman, pemupukan serta pemeliharaan lingkungan perkebunan kelapa sawit yang optimal.

2.     Penyakit Busuk Tandan Buah
Penyebab utama dari penyakit busuk tandan adalah pathogen saprophytic, Marasmius palmivorus, yang umum  berkembang pada tumpukan daun dan serasah tanaman kelapa sawit. Jaringan yang mati maupun bahan organik merupakan tempat terkumpulnya inokulum dalam jumlah yang besar, yang selanjutnya akan menginfeksi tandan buah yang sedang berkembang. Tandan buah yang menbusuk dan areal-areal disekitarnya merupakan sumber inokulum penyakit busuk tandan buah. Penyakit ini banyak dijumpai pada saat musim basah yang panjang khususnya pada lahan yang didominasi tanah sulfat masam.

Gejala Serangan
-          Penyakit ini awalnya berkembang pada ujung tandan buah segar (TBS), yakni pada bagian buah yang terjepit/tergencet antara batang dan pelepah daun diatasnya. Jaringan miselium berwarna putih akan berkembang pada permukaan kulit buah.
-           Selanjutnya penyakit ini masuk kedalam jaringan kulit buah dan menghasilkan jaringan busuk berwarna coklat muda dan basah.
-          Spora berwarna putih maupun kemerahan akan dihasilkan apabila seluruh buah telah terinfeksi / terserang.
-          Kerusakan buah ini akan menyebabkan kandungan asam lemak bebas menjadi tinggi pada minyak kelapa sawit yang dihasilkan.
-          Penyakit ini lebih banyak dijumpai pada saat musim basah/hujan yang panjang khususnya pada lahan yang umumnya tanah sulfat asam.
-          Penyakit ini sering terjadi pada permulaan panen, karena polinasi tidak terjadi sempurna.
Pencegahan dan Pengendaliannya
Beberapa tindakan yang dapat dilakukan untuk mencegah dan mengendalikan penyakit tersebut, sebagai berikut :
-          Melakukan sanitasi / pembersihan kebun dari sisa-sisa bagian tanaman yang menjadi sumber inokulum terutama pada musim hujan.
-          Pengendalian secara mekanis yakni dengan cara mengumpulkan dan membakar tandan buah yang terserang.
-          Pengendalian secara kimiawi yakni dengan menggunakan fungisida yang selektif sehingga tidak mematikan serangga atau kumbang yang membantu dalam penyerbukan. Fungisida yang biasa digunakan adalah Difolatan 0,2 – 0,7 % , dengan interval 2 minggu sekali.    
Dosis dan Konsentrasi formulasi dalam penggunaan fungisida, yaitu :
1.       Konsentrasi Formulasi
Konsentrasi formulasi fungisida adalah banyaknya fungisida di hitung dalam cc atau gram yang dicampur dengan 1 liter air/pelarut (ppm).
Contoh:
Konsentrasi formulasi fungisida Antracol 75 WP adalah gram per liter air artinya kedalam 1 liter air kita campur fungisida Antracol sebanyak 2 gram sehingga diperoleh suatu larutan jadi fungisida yang siap pakai.  

2.       Dosis
Dosis atau dosis formulasi fungisida adalah banyaknya fungisida (liter atau kg) yang diperlukan untuk mengendalikan penyakit per satuan luas tertentu (misalnya Ha).
Contoh:
Dosis fungisida Antracol 75 WP untuk mengendalikan suatu penyakit cendawan adalah sebanyak 1 kg/ha. Dalam pelaksanaannya, Antracol yang 1 kg itu terlebih dahulu dicampur dengan air sebanyak 500 liter (karena konsentrasi formulasinya 2 gram per liter air).
Catatan :
a.        Di samping konsentrasi formulasi dikenal pula konsentrasi larutan jadi dan konsentrasi bahan aktif.
b.       Di samping dosis formulasi dikenal pula dosis larutan jadi dan dosis bahan aktif.
Contoh Soal:
Untuk mengendalikan penyakit late blight  (P. Infestans) pada tanaman kentang seluas 1 ha, dianjurkan untuk menggunakan 1,025 kg bahan aktif Antracol 75 WP dalam 600 liter larutan jadi.
Ditanyakan:
1.       Berapa banyak dosis formulasi fungisida tersebut ?
2.       Berapa konsentrasi formulasinya ?
3.       Berapa konsentrasi fungisida dalam larutan jadi ?
4.       Berapa cc larutan jadi yang diterima tiap tanaman/pohon/rumpun, bila jarak tanaman adalah 1 x 1 meter ?
Jawaban:
1.       Didalam 1 kg Antracol 75 WP terdapat 75 % atau 0,75 kg bahan aktif. Karena untuk lahan seluas 1 ha dianjurkan untuk menggunakan sebanyak 1,025 kg bahan aktif, maka dosis formulasi Antracol 75 WP yang diperlukan adalah sebanyak :
1,025 kg / 0,75 kg x 1 kg
=  1,50 kg/ha
2.       Karena dosis formulasinya 1,5 kg (jawaban no. 1), dalam 600 liter larutan jadi, berarti konsentrasi formulasinya sebesar :
1,5 kg fungisida / 600 liter air
=  1500 gram / 600 liter air
=  2,5 gram/liter air. 
3.       Karena konsentrasi formulasinya 2,5 gram/liter air atau di dalam 1000cc air terdapat 2,5 kg fungisida. Konsentrasi fungisida dalam larutan jadi adalah sebesar :
2,5 cc / 1000 cc x 100%
=  0,25%

4.       Pada lahan seluas 1 Ha terdapat 10.000 rumpun tanaman kentang. Jadi, banyaknya larutan jadi yang diterima tiap rumpun tanaman adalah sebanyak :
600.000 cc / 10.000 rumpun
=  60 cc
Kalibrasi Semprot
       Kalibrasi semprot adalah menghitung berapa hektar (Ha) per hakka (HK).
·       Rumus Kalibrasi Semprot :
VS =    10.000 x T
                                        K x G
Keterangan :     K    =     Panjang semprot
                          G    =     Lebar semprot
                          T     =     Aliran air per menit (ml/menit)
·       Rumus Dosis :    DRM x KT
                                               VS
            Keterangan :     DRM     =      Dosis Rekomendasi
                                      KT         =      Kapasitas Tengki
                                      VS         =      Volume Semprot
·         Rumus Konsentrasi        :        DRM   =     Dosis
                                                                                KT
·         Rumus Produktivitas :    EW x HMS
                                          t x SPH
Keterangan :     EW        =      Efektifitas Kerja (210 menit)
                                      HMS      =      Pohon per kap (60)
                                             t      =      Menit per kap (20)
                                      1 Ha       =      142 pohon/pokok (SPH)









Contoh Soal
Diketahui :     T     =     600 ml = 0,6 L
                        G    =     2,8 m
                        K    =     49, m
            DRM          =     1
            KT              =     15
            EW             =     3 ½ jam = 210 menit
Jawaban :
·       VS       =     10.000 x T
                     K    x   G
            =     10.000 x 0,6
                     49,3 x 2,8
            =     6.000
                   138,04
            =     43,46
·        Dosis         =     DRM x KT
                                 VS
                   =     1 x 15
                          43,46
                   =     15
                          43,16
                   =     0,345 L
                   =     345 ml
·       Konsentrasi      =        Dosis
                                      KT
                          =        0,345
                                       15
                          =        0,023 L
                          =        23 ml
·       Produktivitas    =        EW x HMS
                                       t x SPH
                          =        210 x 60
                                    20 x 142
                          =        12.600
                                    2.840
                          =        4,43 Ha/HK

Tugas
Untuk melihat kompetensi anda, jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut ini:
1.       Jelaskan metode penyebaran pathogen yang mengakibatkan terinfeksinya tanaman !
2.       Sebutkan 6 (enam) jenis penyakit yang menyerang dipembibitan tanaman kelapa sawit dan jelasklan metode pengendaliannya !
3.       Jelaskan tindakan pengendalian yang dapat dilakukan pada tanaman yang terserang penyakit busuk pangkal batang ! 
4.       Sebutkan berapa macam penyakit tanaman umumnya yang menyerang tanaman belum menghasilkan dan menghasilkan pada kelapa sawit dan jelaskan penyebabnya !
5.       Apa yang dimaksud dengan Dosis dan Konsentrasi Formulasi dalam penggunaan fungisida dan berikan contohnya?
6.       Untuk mengendalikan penyakit busuk pangkal batang  (Ganoderma boninense) pada tanaman kelapa sawit seluas 10 ha, dianjurkan untuk menggunakan 1,025 kg bahan aktif Marfu-P (isolat Mr 14) dalam 600 liter larutan jadi.
Ditanyakan:
a.      Berapa banyak dosis formulasi fungisida tersebut ?
b.     Berapa konsentrasi formulasinya ?
c.      Berapa konsentrasi fungisida dalam larutan jadi ?
d.     Berapa cc larutan jadi yang diterima tiap tanaman/pohon/rumpun, bila jarak tanaman adalah 9 x 9 meter ?

                                                   

1 komentar:

  1. 1xbet korean soccer bonus code - RSNB
    1xbet korean soccer bonus code ➜ Sports 1xbet korean betting & betting หาเงินออนไลน์ on soccer. Claim up to ₹1500 in Bonus Credits ➜ We will choegocasino show you all the 1xbet important details of this

    BalasHapus