LAPORAN PRAKTEK KERJA INDUSTRI
PEMANENAN KELAPA SAWIT
(Elaeis gueneensis Jacq)
(Elaeis gueneensis Jacq)
PT. TAPIAN NADENGGAN
SEI RINDU ESTATE
SEI RINDU ESTATE
Di susun Oleh :
Nama : Agus Mulyanto
NIS : 1261 / A
Kelas : XI ATP
Nama : Agus Mulyanto
NIS : 1261 / A
Kelas : XI ATP
PEMERINTAH
KABUPATEN KOTIM
DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN
OLAHRAGA
SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI-2 SAMPIT
(KELOMPOK TEKNOLOGI REKAYASA, AGROBISNIS DAN
AGROINDUSTRI ,
SENI KERAJINAN DAN PARIWISATA)
NOVEMBER 2012
LAPORAN
PRAKTEK KERJA
INDUSTRI
PEMANENAN KELAPA SAWIT
(Elaeis gueneensis Jacq)
(Elaeis gueneensis Jacq)
PT. TAPIAN NADENGGAN
SEI RINDU ESTATE
SEI RINDU ESTATE
Di susun
Oleh :
Nama : Agus Mulyanto
NIS : 1261 / A
Kelas : XI ATP
Nama : Agus Mulyanto
NIS : 1261 / A
Kelas : XI ATP
PEMERINTAH
KABUPATEN KOTIM
DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN
OLAHRAGA
SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI-2 SAMPIT
(KELOMPOK TEKNOLOGI REKAYASA, AGROBISNIS DAN
AGROINDUSTRI ,
SENI KERAJINAN DAN
PARIWISATA)
NOVEMBER 2012
I
PEMERINTAH KABUPATEN KOTAWARINGIN TIMUR
DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA
SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI 2
SAMPIT
Alamat Jalan Bakti Karya No. 1 (Telp.
(0531) 32089 Fax. (0531) 32049 Sampit
LEMBAR PENGESAHAN
PEMANENAN KELAPA SAWIT
(Elaeis gueneensis Jacq)
PT. TAPIAN NADENGGAN SEI RINDU ESTATE
(Elaeis gueneensis Jacq)
PT. TAPIAN NADENGGAN SEI RINDU ESTATE
Di susun Oleh :
Nama : Agus Mulyanto
Nis : 1261/A
Kelas : XI ATP
P. Keahlian : Agribisnis Tanaman Perkebunan
Nama : Agus Mulyanto
Nis : 1261/A
Kelas : XI ATP
P. Keahlian : Agribisnis Tanaman Perkebunan
Dinyatakan : Sangat Bail/Baik/Cukup
Sampit, Desember
2012
Mengetahui Guru Pembimbing
Kepala Program Keahlian
SULISTYORINI, SP SULISTYORINI, SP
NIP : NIP : 19731223 200604 2 003
Kepala Program Keahlian
SULISTYORINI, SP SULISTYORINI, SP
NIP : NIP : 19731223 200604 2 003
II
KATA PENGANTAR
Puji
dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT. Karena atas Rahmat dan Karunia-Nya penulis
dapat menyelesaikan laporan hasil kegiatan Praktek Kerja
Industri
yang berjudul “Pemanenan Kelapa Sawit” Di PT. TAPIAN NADENGGAN Perkebunan Sei Rindu Estate, Kabupaten
Kotawaringin Timur,
Kalimantan Tengah.
Laporan
ini disusun sebagai hasil dari kegiatan Praktek Kerja Industri (PRAKERIN) yang dilaksanakan di PT. TAPIAN NADENGGAN Perkebunan Sei Rindu Estate.
Selama pelaksanaan praktek kerja industri
berlangsung dan didalam menyelesaikan
laporan ini, penulis telah mendapatkan ilmu dan pengalaman serta nasehat dari berbagai pihak. Sehingga
pada kesempatan yang baik ini, penulis mengucapkan terimakasih, kepada :
1. Kedua
Orang Tua yang telah memberikan motivasi semangat dan do’anya dalam penyusunan laporan
selama praktek industri berlangsung.
2. Bapak Drs Ino, selaku Kepala Sekolah SMK N 2 Sampit
3. Bapak
NGASUP TARIGAN, selaku
Estate Manager PT. TAPIAN NADENGGAN.
4. Ibu Sulistyorini, SP, Selaku pembimbing dalam
pelaksana peraktek kerja industri.
5. Bapak Suhartono, selaku Asisten Divisi II sekaligus
pembimbing dalam pelaksana peraktek
kerja industri.
6. Bapak ibu guru SMK N 2 Sampit yang telah member
masukan serta saran dalam penulisan laporan ini.
7. Bapak Asisten Divisi I sampai dengan Divisi VI Sei
Rindu Estate yang telah memberi motivasi dan masukan selama Praktek Industri
berlangsung.
8. Segenap
karyawan PT. TAPIAN NADENGGAN yang telah
memberikan informasi dan bantuan serta pengalamannya.
9. Semua
teman-teman yang telah membantu dan mendukung dalam pembuatan laporan ini.
Sampit, November 2012
Penulis
Agus
Mulyanto
NIS: 1261/A
NIS: 1261/A
III
DAFTAR
ISI
Halaman Judul………….……………………………………………………………….…………I
Lembar
Pengesahan ..……………………………………………………………………………II
Kata
Pengantar.…………………………………………………………………………………..III
Daftar
Isi…………………………………………………………………………………………IV
BAB I PENDAHULUAN
A.Latar
Belakang….………………………………………………………………1
B.Tujuan..…………………………………………………………………………2
BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
A.
Tempat dan Waktu Prakerin ……….…………………………………………..3
B. Tinjauan Perusahaan …………………………………………………………...3
BAB III LAPORAN KEGIATAN
A. Pelaksanaan Kegiatan ......……………………………………………………5
B. Hasil Kegiatan …………..................................................................................10
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ………...……………………………………….……………….22
B. Saran ……….……………………………..…………………………………22
LAMPIRAN …………………………………………………………………………………..23
IV
BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
Kelapa
sawit ( Elaies gueneensis Jacq
) merupakan tumbuhan tropis yang tergolong dalam famili palmae dan berasal dari
Afrika Barat, pertama kali diperkenalkan
di Indonesia oleh Belanda
pada tahun 1948, ketika itu ada 4 batang bibit kelapa sawit yang dibawa dari
Mauritius dan Amsterdam
dan ditanam di perkebunan
Raya Bogor.
Kelapa sawit ( Elaies
gueneensis Jacq
) mempunyai fungsi sebagai salah satu pondasi bagi tumbuh dan berkembang pada
sistem agribisnis, khususnya
pada perkebunan kelapa sawit.
Dilihat dari kebutuhan sehari-hari dalam penggunaan pengkonsumsian minyak
goreng dan bahan lainnya yang berbahan dasar buah kelapa sawit, dari segi pasar
lokal maupun internasional.
Sangat jelas terlihat
fakta saat ini kebutuhan minyak goreng terus meningkat dan sangat banyak
dibutuhkan oleh masyarakat Indonesia sampai dengan dunia. Minyak kelapa sawit
merupakan komoditas yang mempunyai nilai strategis karena merupakan bahan baku
pokok di Indonesia.
Khususnya di Kalimantan
Tengah, telah banyak terdapat areal perkebunan kelapa sawit dengan areal yang
bervariasi antara dataran tinggi, dataran rendah, dan tanah yang berbeda-beda, yaitu tanah
berpasir, tanah gambut, dan tanah mineral.
Dalam
laporan ini secara singkat dan sistematis disajikan mengenai cara pemanenan dalam pembudidayaan yang bekaitan dengan
kelapa sawit. Kelapa sawit sebagai komoditi tanaman di perkebunan PT. TAPIAN NADENGGAN kabupaten Kota Waringin Timur – Kalimantan
Tengah dalam pembudidayaannya mampu menyerap tenaga kerja yang cukup banyak
terutama dari luar daerah.
Di
perusahaan ini terdapat 6 ( Enam )
Divisi dan 3 pondok atau 3 perumahan. Dalam melaksanakan
praktik industri ini,
penulis ditempatkan di areal
Divisi 2, di perumahan Pondok 2 Sei Rindu.
Praktek Kerja
Industri ( PERAKERIN )
merupakan salah satu program yang tercantum dalam kurikulum pembelajaran di
Sekolah Menengah Kejuruan, yang dilaksanakan pada pertengahan tahun sampai
dengan akhir tahun semester selama 3
bulan, dari bulan September sampai dengan November 2012. Program praktek kerja
industri memiliki tujuan dan syarat untuk kenaikan kelas, syarat mengikuti
ujian akhir sekolah, ujian nasional dan kelulusan.
Praktek
industri ini juga merupakan bagian dari pendidikan yang menyangkut proses
pembelajaran berdasarkan pengalaman diluar sistem
belajar di Sekolah Menengah Kejuruan dan praktek di dalam lingkungan
kerja yang terbuka. Dengan tujuan siswa perorangan dipersiapkan untuk
mendapatkan pengalaman keterampilan khusus dari keadaan yang benar dilapangan
maupun dalam bidang materi ilmu budidaya kelapa sawit.
` Dari
pengalaman tersebut diharapkan siswa akan memperoleh keterampilan yang tidak semata – mata bersifat teoritis saja, akan tetapi lebih pada keterampilan yang bersifat skill yang meliputi keterampilan fisik,
intelektual, kemampuan berinteraksi, kemampuan pemecahan masalah, dan dalam penanganan
budidaya tanaman kelapa sawit .
Dalam
kegiatan praktek industri ini, siswa dipersiapkan untuk mengerjakan serangkaian
tugas keseharian ditempat praktek industri
yang menunjang keterampilan akademis yang diperoleh di sekolahan maupun
dari perkebunan, dengan tujuan
menghubungkan pengetahuan akademis dengan keterampilan. Pemilihan tempat
Praktek Kerja Industri ini
berdasarkan pada pendekatan materi pembelajaran di sekolah hingga dalam
keterampilan yang telah didapat dan dipraktekan
langsung di lapangan.
B. Tujuan Prektek Kerja Industri
Tujuan Umum
Tujuan
umum penyelengaraan Praktek Kerja Industri (PRAKERIN) ini adalah :
a. Melatih
siswa untuk berfikir kritis dalam membedakan metode – metode antara teoritis dan
praktek kerja sesungguhnya di lapangan.
b. Menambah
wawasan siswa terhadap aspek – aspek di luar
sekolah di lokasi PI.
c. Menyiapkan
siswa sehingga lebih memahami kondisi pekerjaan yang nyata di lapangan.
Tujuan Khusus
Tujuan
khusus penyelenggaraan Praktek Kerja Industri
(PRAKERIN) ini adalah :
a.
Mempelajari dan membandingkan antara
teori pelajaran di sekolah dengan
pelaksanaan di lapangan kebun
kelapa sawit.
b.
Mempelajari berbagai bentuk permasalahan
atau tindakan dalam budidaya kelapa sawit dan mengetahui penyelesaian masalah
yang dihadapi.
c.
Diharapkan setelah pasca Praktek Kerja
Industri akan tercipta hubungan timbal balik antara siswa peserta PI dengan
perusahaan, sehingga nantinya peserta dapat direkrut sebagai karyawan.
Tujuan Standar Kompetensi
Adapun tujuan
standar kompetensi dari pembuatan laporan ini
antara lain :
a. Untuk
mengetahui struktur organisasi pada PT. TAPIAN NADENGAN
perkebunan kelapa sawit.
b. Untuk
mengetahui perawatan pada tanaman menghasilkan ( TM ).
c. Untuk
mengetahui pengendalian gulma, hama dan penyakit pada perkebunan kelapa sawit.
d. Untuk
mengetahui kegiatan dalam panen.
BAB II
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
A. TEMPAT DAN WAKTU
PRAKTEK KERJA INDUSTRI (PRAKERIN)
Pelaksanaan Praktek Kerja Industri ( PRAKERIN ) merupakan salah satu
program yang tercantum dalam kurikulum pembelajaran di Sekolah Menengah Kejuruan,
pelaksanaan Praktek Kerja Industri ( PRAKERIN ) di PT. Tapian Nadenggan, Sei
Rindu Estate dilaksanakan pada pertengahan tahun sampai dengan akhir tahun semester, selama 3 bulan, dari 04 September sampai dengan 27 November 2012. Program
praktek kerja industri memiliki
tujuan dan syarat untuk kenaikan kelas, syarat mengikuti ujian akhir sekolah,
ujian nasional dan kelulusan.
Kelapa
sawit sebagai komoditi tanaman,
di PT.
TAPIAN NADENGGAN Perkebunan
Sei Rindu, Desa Tanggar, Kecamatan Mentaya Hulu, Kabupaten
Kota Waringin Timur – Kalimantan Tengah.
Di perusahaan ini terdapat 6 ( Enam ) Divisi dan 3 pondok atau 3 perumahan.
Dalam melaksanakan
praktik industri ini,
penulis ditempatkan di areal Divisi 2,
di perumahan Pondok 2 Sei Rindu.
B. TINJAUAN
PERUSAHAAN
a.
Bidang Usaha
Di
PT. Tapian Nadenggan adalah perusahaan yang khusus dalam budidaya tanaman
kelapa sawit ( Elaies
gueneensis Jacq
). Kelapa sawit sebagai
komoditi tanaman di perkebunan PT. TAPIAN NADENGGAN kabupaten Kota
Waringin Timur – Kalimantan Tengah dalam pembudidayaannya mampu menyerap tenaga
kerja yang cukup banyak terutama dari luar daerah.
Kelapa
sawit ( Elais gueninsis jack ) mempunyai fungsi sebagai salah satu pondasi bagi
tubuh dan berkembang pada sistem agribisnis, kususnya pada perkebunan kelapapa
sawit. Dilihat dari kebutuhan sehari-hari dalam penggunaan pengkonsumsian
minyak goreng dan bahan lainnya yang berbahan dasar buah kelapa sawit, dari
segi pasar lokal maupun internasiaonal, sangat jelas terlihat fakta saat ini
kebutuhan minyak goreng terus meningkat dan sangat banyak dibutuhkan oleh
measyarakat Indonesia sampai dengan dunia. Minyak kelapa sawit merupakan
komonditas yang mempunyai nilai strategis karena merupakan bahan baku pokok, di
Indonesia, khususnya di Kalimantan Tengah, telah banyak terdapat areal
perkebunan kelapa sawit dengan areal yang bervariasi antara dataran tinggi,
dataran rendah, dan tanah yang
berbeda-beda, yaitu tanah berpasir, tanah gambut, dan tanah mineral.
b. Sejarah Perusahaan
Pendirian
PT. Tapian Nadengan Sei Rindu Estate dimulai sejak tahun 2004, dari pembukaan
lahan hingga pasca pemancangan. Kemudian dimulai penanaman pada tahun
2006-2007, mulai dipanen pada tahun2009-2012, luas keseluruhan PT. Tapian
Nadenggan Sei Rindu Estate adalah .
a.
Struktur
Organisasi
|
|
|
BAB III
LAPORAN KEGIATAN MAGANG
A. Pelaksanaan
kegiatan
1. Semprot
Piringan, Pasar Pikul dan TPH
(SP3+TPH)
SP3+TPH merupakan kegiatan pengendalian gulma yang dilakukan
di piringan, pasar pikul dan Tempat
Pengumpul Hasil pada tanaman
kelapa sawit yang dilakukan secara kimiawi menggunakan herbisida tertentu.
Ø Bahan
atau herbisida yang digunakan:
-
Rolixone
-
Erkafuron
-
Roll Up
-
Starane
Ø Alat
Pelindung Diri (APD) yang di gunakan :
a. Helm
b. Kacamata
Safety
c. Masker
d. Seragam
Semprot
e. Apron
f.
Sarung Tanggan
g. Sepatu
Bood
Ø Alat
dan Bahan yang digunakan :
ü Kep
- SA
15 liter
- MHS
10 liter
- Solo 15 liter
ü Galon
20 liter
ü Gelas
ukur
ü Dligen
5 liter
ü Corong
Rotasi
Rotasi SP3+TPH adalah 3 kali per
tahun. Untuk alat SA 15, norma kerja 1,6
ha/hk, dosis 0,25 ltr/ha rolixone, 0,013
kg/ha erkafurone. Untuk MHS, norma kerja 0,2 hk/ha, dosis 0,25 ltr/ha roll up,
0,063 kg/ha starane (rotasi 1), Erkafurone 0,013 kg/ha (rotasi 3).
2. Penanaman
APH (Agensia Pengendalian Hayati)
Penanaman APH
bertujuan agar mengundang predator (Sycanus
spp) yang memangsa hama yang merugikan bagi tanaman kelapa sawit, sehingga
memper kecil kerusakan pada tanaman kelapa sawit. Penanaman tanaman Agensia Pengendalian Hayati dengan cara distek, namun
penanaman Agensia Pengendalian Hayati dilakukan dengan melihat cuaca atau curah
hujan, menanam Agensia Pengendalian Hayati yang baik adalah saat musim
penghujan.
Ukuran bedengan :
a. 30 x 1 m pada jalan Main Road (MR )
b. 5 x 1 m pada jalan Collection Road ( CR )
Ø Jenis-Jenis
Tanaman APH
- Turnera Subulata
-
Turnera Subulata kuning
-
Turnera Subulata putih
- Cassia Cobanensis
- Antigonon Leptopus
3. Wiping
Lalang (Imperata Cylindrica)
Wiping
lalang merupakan kegiatan
pengendalian
gulma dengan cara kimiawi.
Cara
kerja wiping lalang yaitu mengusap daun lalang dari bagian pangkal sampai ujung daun, dan ujung daun di
putus 5 cm sebagai tanda bahwa telah selesai di wiping.
Bahan dan Alat yang
digunakan :
a.
Bahan
ü Herbisida
(Roll Up)
b.
Alat
ü Alat
wiping gendong (dligen) &
perangkatnya
ü Sarung
tangan
ü Gelas
ukur
ü Corong
Aplikasi Bahan :
ü Dosis
= 0,03 ltr/ha
ü Norma
= 0,125 hk/ha
ü Volume = 100%
ü Rotasi = 3/tahun
ü Konsentrasi
= 1%
4. Garuk Piringan
Garuk
piringan merupakan pengendalian gulma secara manual, yang dilakukan untuk
membersihkan gulma di sekeliling tanaman dengan diameter tertentu. Garuk
piringan dilakukan pada areal yang tidak boleh dilakukan pengendalian
menggunakan herbisida, seperti di areal pinggir sungai dengan jarak tertentu.
Alat
yang digunakan :
a. Cangkul
b. Parang
5. Perawatan Ancak
Perawatan ancak
bertujuan untuk memperbaiki kondisi ancak, seperti ; perawatan pasar pikul, pasar tenggah, dan
pasar kumis, sehingga mempermudah dalam pelaksanaan pemanenan maupun dalam pengawasan kerja.
Alat yang digunakan :
a.
Parang
b.
Cangkul
c.
Arit/sabit
6. Dongkel
Anak Kayu (DAK)
Dongkel
anak kayu merupakan pengendalian gulma
secara manual, dengan cara
mencabut
semua jenis gulma berkayu berserta akarnya dan di buang ke pasar mati atau rumpukan pelepah dengan
posisi akar menghadap keatas hingga
akar tidak menyentuh tanah.
v Alat
yang di gunakan :
• Cados,
ukuran lebar 12 cm
• Parang
• Batu
asah
v Gulma yang di basmi :
• Kentosan ( Curculiga
Villusa )
• Putihan ( Cromolena
Odorata )
• Merahan ( Melastroma
Malabatrikum )
• Pakis
kresek ( Stenochlaena
Palustris )
• Kucingan ( Mimosa
Pudica, Mimosa Grafika )
• Cempokak
(Solanum Torvm )
• Pakis
kawat ( Selegeri
Sementrensis) dll,
7. Pemupukan
Pemupukan
bertujuan menambah ketersediaan unsur hara dalam tanah agar tanaman dapat
memenuhi unsur hara yang dibutuhkan.
Pemupukan
di PT. Tapian Nadenggan khususnya di areal divisi II dilakukan secara manual
dan menggunakan pesawat.
Pupuk dibagi dua golongan, yaitu:
v Pupuk Makro ( N, P, K, dan Mg )
v Pupuk Mikro ( B, Cu, dan Fe )
Jenis pupuk yang di gunakan di Sei
Rindu adalah;
a. Urea
Kandungan N 46%
Dosis 1 kg/pokok
TM
b. Mop ( Muriate of Potosh ) atau KCL
Kandungan K2O
60%, Cl 35%
Dosis 2,25
kg/pokok TM
c. TSP ( Triple Super Phosphate )
Kandungan P2O5
46%, CaO 20%
Dosis 0,75
kg/pokok TM
d. DAP ( Diammonium Phosphate )
Kandungan N 18%,
P 46%, S 11%
Dosis 2 kg/pokok
TM
e. RP ( Rock Phosphate )
Kandungan P2O5
30%, CaO 45%
Dosis 1,50
kg/pokok TM
f. Dolomit
Kandungan MgO
22%, CaO 30%
Dosis 1,75
kg/pokok TM
g. Cu ( Copper Sulphate )
Kandungan Cu
25%, S13%
Dosis 0,05
kg/pokok TM
h. Kieserite
Kandungan MgO
27%, S 23%
Dosis 1 kg/pokok
TM
i.
NH4Cl ( Ammonium Chiorida )
Kandungan N
23,28%, Cl 60%
Dosis 75
kg/pokok TM
j.
Borate
Kandungan B 11%
Dosis 0,05
kg/pokok TM
Pemupukan Manual
Pemupukan
yang dilakukan secara manual dengan standar dan prosedur pemupukan. Pemupukan manual dilakukan pada areal datara yang
dapat dijangkau oleh pekerja.
Ø Alat
yang digunakan
• Cepuk
ukur, berguna untuk penaburan aplikasi pupuk
• Karung, berguna untuk penempatan pupuk
• Karung belahan, berguna untuk alas pada saat penuanggan
pupuk
• Gendongan, berguna untuk menggendong pupuk dalam karung
• Gunting, berguna untuk membuka atau merobek karung pupuk
Pemupukan Menggunakan Pesawat
Pemupukan menggunakan
pesawat di karenakan medan yang tidak bisa di jangkau oleh alat yang sederhana
atau manual, oleh karena itu pemupukn dilakukan menggunakan pesawat.
Ø Alat
yang digunakan dalam pemupukan pesawat;
•
Pesawat
•
Jonder
•
Truk
•
Mobil pengisi pupuk ke
pesawat
•
Mobil penyampur pupuk
Ø Alat
yang di gunakan saat berkerja
• Arit/sabit
• Ganco
kecil
• Sepatu
boot
• Skop
• Cangkul
• Sarung
tangan
• Ayakan
pupuk
Ø Jenis
pupuk yang digunakan ;
-
Urea
- Dap (Diammonium phosphate)
- Mop (Muriate of potosh)
- Kieserite granular
B. Hasil
Kegiatan
PEMANENAN BUAH KELAPA
SAWIT
Pemanenan buah kelapa sawit harus memenuhi standar yang dianjurkan oleh masing-masing perusahaan yang mengelola. Pemanenan bertujuan untuk memotong buah dan mengutip brondolan yang sudah matang supaya menghasilkan minyak goreng atau nabati yang bermutu baik, maka pemanenan Tandan Buah Segar (TBS) harus dilakukan sesuai standar panen yang baik.
v PANEN
Panen merupakan
kegiatan pengambilan buah dan
pengutipan brondolan pada buah yang sudah matang, secara normal telah memenuhi
kriteria matang Tandan Buah Segar
(TBS), dan siap untuk diangkut ke Pabrik Kelapa Sawit (PKS) untuk diolah
dan diproduksi.
1.
Persiapan
Sebelum Panen
Persiapan
sebelum panen sangatlah penting,
untuk dipersiapkan karena semua keperluan dan kebutuhan dalam pelaksanaan panen
sangat berpengaruh pada produksi atau hasil.
Oleh karena itu, persiapan panen terlebih dahulu diintruksikan pada saat meeting karyawan
atau apel pagi yang dilakukan oleh mandor panen, intruksi kerja yang diberikan
mandor kepada karyawannya antara lain blok yang dipanen, kreteria buah matang,
alat pelindung diri yang digunakan, alat-alat pemanenan yang digunakan, dan
sebagainya.
2. Tempat-Tempat
Yang Diperlukan Pada Saat Melakukan Pemanenan
1. Tempat
Pengumpul Hasil ( TPH
)
Tempat
pengumpul hasil merupakan suatu tempat yang dibuat untuk tempat pengumpul buah
dan brondolan terakhir di
lapangan,
sebelum buah diangkut ke Pabrik Kelapa Sawit
(PKS).
Standar pembuatan TPH yaitu :
a. Berbentuk
persegi panjang
b. Terletak
di pinggir
Collection Road
c. Ukuran
TPH : 3 x 4 m
d. TPH
bebas dari semua jenis gulma
e. Permukaan
TPH harus datar, namun jika
daerah perbukitan menyesuaikan kondisi lahan
f.
Setiap 3 pasar pikul dibuat 2 TPH.
2. Pasar
Pikul
Pasar
pikul merupakan jalan yang dibuat diantara dua baris tanaman yang digunakan
pekerja pemanen untuk jalan menuju TPH
maupun untuk perawatan tanaman kelapa sawit.
Standar
pembuatan pasar pikul yaitu :
a. Ukuran
lebar pasar pikul antara 1,2 m
b. Pasar
pikul mengikuti arah Utara – selatan
c. Letaknya
searah dengan baris tanaman, dan mengikuti kontur pada areal perbukitan
d. Setiap
2 baris tanaman harus ada satu jalan pasar pikul
e. Pasar
pikul harus bersih dari semua jenis gulma
dan kayu
3. Piringan
Piringan
merupakan tempat disekeliling batang
tanaman yang berbentuk melingkar dengan diameter tertentu, digunakan dalam
pengutipan brondolan, tempat penaburan aplikasi pupuk, dan mengurangi serangan
hama dan penyakit.
Standar piringan yaitu :
a. Ukuran
piringan antara lain :
ü TM
di areal dataran berdiameter 2 m
ü TM
di areal perbukitan diameternya menyesuaikan kondisi terasannya
b. Piringan
bebas dari semua jenis gulma
c. Perawatan piringan dilakukan dengan
cara manual dan secara kimiawi.
4. Pasar
Tengah
Pasar
tengah merupakan jalan yang berada diantara dua baris tanaman dan terletak di tengah – tengah blok,
dengan arah timur – barat , yang berfungsi sebagai jalan kontrol yang digunakan
oleh para pengawas dalam mengawasi para pekerja.
Standar
pasar tengah yaitu :
a. Ukuran
lebar pasar tengah 1,2
m
b. Pasar
tengah bebas dari semua jenis gulma
c. Perawatan
pasar tengah dilakukan
secara manual dan secara kimiawi
5. Titi
Panen
Titi
panen merupakan jembatan kecil di
areal
tanaman yang terbuat dari beton (permanen) yang berfungsi untuk jembatan penyeberangan para pekerja pemanen dan para perawatan
tanaman kelapa sawit.
Standar titi panen yaitu :
a. Terbuat
dari beton
b. Ukuran
titi panen antara lain : lebar 15 – 20 cm, tebal 10 – 15 cm, panjang
menyesuaikan di areal lapangan
6.
Pasar Kumis
Pasar
kumis merupakan jalan yang
berada diantara dua baris tanaman dan
terletak di pinggir jalan Collection Road,
dengan arah timur – barat , yang berfungsi sebagai jalan lintas pemanen atau pembrondol untuk meletakan hasil
panen atau hasil kutipan brondolnya ke TPH, sebab dalam 3 pasar terdapat 2 TPH.
Standar
pasar kumis yaitu :
a. Ukuran
lebar pasar kumis
1,2 m
b. Pasar
kumis bebas dari semua jenis
gulma
c. Perawatan
pasar kumis dilakukan dengan cara manual, dan secara kimiawi
3. Alat-
alat panen
Alat
panen merupakan semua jenis alat yang digunakan dalam proses panen, agar semua kegiatan
panen mudah untuk dilaksanakan dan dapat memperoleh produksi yang baik.
Alat yang digunakan
yaitu :
-
Dodos berfungsi sebagai
alat panen buah atau dalam penunasan pelepah.
menggunakan
ukuran dodos 10-14
cm.
-
Kampak berfungsi sebagai
alat pemotong tangkai
pada buah sawit.
-
Kereta sorong (Angkong/Arco), berfungsi
sebagai alat pengangkut Tandan Buah
Segar (TBS) ke
Tempat Pengumpul Hasil (TPH).
-
Gancu berfungsi untuk
mengait buah untuk dimasukkan
kedalam kereta sorong dan digunakan untuk penyusunan tandan buah di TPH.
-
Batu asah berfungsi sebagai alat mempertajam dodos, kampak dan
sebagainya.
-
Cap nomor berfungsi sebagai tanda (nomor urut pemanen)
4. Alat-alat pembrondol
Alat
pembrondol merupakan semua jenis
alat yang digunakan dalam proses pengutipan
brondol, agar semua kegiatan pengutipan brondol
mudah untuk dilaksanakan dan dapat memperoleh produksi yang baik.
Alat yang digunakan yaitu :
-
Kereta sorong (Angkong/Arco) berfungsi
sebagai alat pengangkut brondolan ke Tempat Pengumpul Hasil (TPH).
-
Garuk berfungsi sebagai
alat penggaruk brondolan.
-
Cokeran, berfungsi
untuk mengutip brondolan yang ada di ketiak pelepah.
-
Karung berfungsi untuk
tempat brondolan.
-
Ember berfungsi
sebagai takaran brondolan yang sudah di kumpulkan, 1 ember brondolan dihitung 7
kg.
-
Label brondol berfungsi sebagai tanda nomor urut pembrondol dan
jumlah takaran yang dibrondol/dikutip.
5. Alat Pelindung Diri (APD)
Alat Pelindung Diri
merupakan alat yang berfungsi sebagai alat
untuk melindungi diri pada saat bekerja.
Alat
yang digunakan,
antara lain :
-
Helm, berfungsi sebagai alat
pelindung kepala
-
Kaca mata, berfungsi melindungi
mata dari sampah atau kotoran
-
Sarung tangan, berfungsi sebagai
pengaman telapak tangan dari duri
-
Sepatu boot, berfungsi sebagai
pengaman kaki bagi pemanen.
-
Sepatu ladam,
berfungsi sebagai pengaman kaki bagi pembrondol.
-
Sarung dodos,
berfungsi sebagai pengaman/penutup tajamnya dodos.
6.
Aturan
dan cara panen dan pembrondol
Pemanenan
Pemanenan di kebun Sei Rindu
dilakukan dari jalan Collection Road (CR)
sampi
pasar control 33 pokok (dalam satu pasar pikul), namun di areal berbukit, jika pemanen tidak bisa mengeluarkan buahnya
ke jalan CR, maka pemanen mengeluarkan buahnya di jalan kontur (jalan yang
berada di areal bukit). Pemanen yang sudah menyelesaikan
panennya hingga pasar control
mengangkut buah ke TPH dan menyusun buah 5 baris
ke belakang.
Pembrondol
Pembrondol
bertugas mengutip brondolan yang tercecer di piringan, pasar pikul, di ketiak
pelepah dengan menggunakan cokeran maupun yang berada di genangan air.
Brondolan yang telah dikumpulkan di piringan kemudian dimasukan ke dalam
karung, setelah selesai mengutip brondolan kemudian diangkut ke TPH, kemudian
ditakar menggunakan ember berukuran 18 dengan standar 7 kg per takaran,
kemudian dituang dan disusun di karung belahan yang telah disediakan. Satu alas
karung dapat menampung 2-3 ember.
Aturan
dan cara panen merupakan pedoman dan ketentuan yang harus diikuti dan dilaksanakan
oleh pemanen dan diwujudkan dalam :
a. Standart
Panen
-
Panen harus menggunakan
alat dan APD
panen yang standar
-
Setiap buah matang
harus dipanen, agar buah tidak ada yang tertinggal
-
Tidak boleh ada buah
mentah yang terpanen
-
Tidak diperbolehkan ada
brondolan yang tertinggal di pasar pikul, piringan, ketiak pelepah dan gawangan
-
Pemotongan tangkai buah harus mepet
-
Songgo yang digunakan adalah songgo 2
b. Standar
Hasil Panen
-
Buah matang harus
dipanen, tidak ada buah mentah yang dipanen
-
Buah yang busuk harus
dihentakan, dan brondolan harus dikutip
-
Pemotongan pelepah
harus semepet mungkin
-
Pemotongan tangkai buah harus semepet
mungkin maksimal panjangnya 2 cm
-
Buah dikatakan matang
apabila sudah membrondol 5
butir setiap tandannya, dan sudah memenuhi kriteria matang tandan buah segar
c. Standar
penempatan hasil panen
-
Semua buah/brondolan diletakkan di TPH
-
Penyusunan janjang buah
harus rapi
-
Dalam pengangkutan
menuju ke TPH buah diangkut dengan cara dipikul atau dengan menggunakan kereta
sorong (Angkong/Arco).
-
Pemotongan tangkai buah harus mepet sehingga memudahkan dalam pemuatan
-
Brondolan disusun dan ditakar menggunakan standar ember yang telah
disediakan (7 kg/takaran)
-
Penyusunan buah
berderet ke belakang
sebanyak 5 tandan
-
Penomoran nomor pemanen pada ujung tangkai buah
d.
Standar kematangan buah
Ketentuan buah yang dipanen berdasarkan
jumlah brondolan yang lepas janjang. Kriteria tingkat kematangan buah di Sei
Rindu antara lain:
Kondisi buah
Buah mentah : Brondolan lepas < 3 per tandan.
Buah kurang matang :
Brondolan lepas < 3 per tandan dan kurang
dari standar
minimum buah matang.
minimum buah matang.
Buah matang :
Memiliki
brondolan lepas antara standar
minimum buah
matang sampai 50% brondolan lepas dari total brondolan
per tandan.
Buah terlalu matang :
Memiliki
brondolan > 50% lepas dari total brondolan
per tandan.
tandan kosong :
Mempunyai
beberapa brondolan yang terbesar sampai total
brondolan
habis lepas sama sekali.
Buah abnormal :
Parthenocapri,
hard band, buah banci.
7.
Basis
dan premi pemanen
Basis
pemanen dalam 1 hari :
100 janjang
Basis
pembrondol dalam 1 hari :
130 kg
Premi pemanen
dan pembrondol
Misalnya:
Seorang
pemanen mendapatkan janjang 300 dan seorang pembrondol SKU mendapatkan brondolan 600 kg.
Berapakah
premi pemanen dan pembrondol
tersebut?
Jawab:
Pemanen
basis 100 jjg sedangkan janjang yang dihasilkan 300
Maka: 300 jjg – basis(100) = 200 jjg
·
200 jjg x harga janjang (Rp 255) = Rp 51.000
·
Insentif 1 (190 jjg) = Rp 1.200
·
Insentif 2 (260 jjg) = Rp 2.050
·
Premi dapat basis = Rp 700
·
Hasil( 51.000 + 700 + 1.200 + 2050= Rp 54.950)
Pembrondol basis 130 kg
sedangkan yang dihasilkan 600 kg
Maka: 600 kg – basis
(130 kg) = 470 kg
·
470 kg x harga per kg
(Rp 366)= Rp 72.020
·
Hasil =
Rp 72.020
Gaji
Pokok :
SKU
lebih dari 1 thn : Rp 1.457.000
SKU
kurang dari 1 thn : Rp 1.456.000
8. Pusingan
Pusingan
adalah waktu yang diperlukan antara panen terakhir dengan panen berikutnya pada
blok yang sama. Pusingan
yang normal adalah 7 hari,
artinya pada blok tersebut akan dipanen kembali 7 hari berikutnya.
9.
Sistem Panen
Ancak
panen merupakan perpindahan kerja pemanen yang diatur oleh seorang mandor, yang
bertujuan untuk memperoleh efektifitas kerja yang optimal atau luasan areal
yang telah dibebankan dan diberi tanggung jawab oleh mandor terhadap pemanen
untuk dikerjakan oleh pemanen tersebut. Ada 3
macam ancak panen yaitu :
a.
Sistem Ancak
Tetap
Pada
sistem ancak tetap setiap pemanen
melaksanakan panen pada areal yang sama dikerjakan secara rutin, dan pemanen
harus bertanggung jawab menyelesaikan sesuai dengan luasan yang ditentukan
setiap hari tanpa ada yang tertinggal.
Apabila pemanen tidak bekerja, maka mandor panen harus
mencarinya.
b.
Sistem Ancak
Giring
Pada
sistem ancak giring ini setiap pemanen
melaksanakan panen pada ancak panen yang telah ditetapkan setiap harinya oleh
mandor panen. Pembagian areal selalu berubah disesuaikan dengan kerapatan panen
dan kehadiran pemanen.
c.
Sistem Ancak
Giring Tetap
Pada
system ancak giring tetap maksud dari ancak
giring tetap adalah ancak yang sudah di tetapkan perbloknya dan di mana pemanenya
dan pembrondol di arahkan oleh mandor panen, dengan tanggungjawab pemanen
menyelesaikan sesuai dengan luasan yang di temtukan setiap hari taanpa ada yang
tertingal.
d.
Sistem Ancak D6
Sistem ancak D6
merupakan kadveld
yang rutin dikerjakan setiap harinya (senin-sabtu)
dengan luasan tertentu, jadi dalam perkerjaanya dalam 1 minggu mendapatkan 1
rotasi.
Untuk menandakan kadveld di Kebun Sei Rindu dibuat tanda dari bahan permanen (pland seng dan sebagainya) dengan
ukuran 20 x 20 cm atau tutup
cat, dan dipasang pada setiap
sudut blok sesuai kadveld panen.
Pembagian
kadveld di divisi II yaitu:
PEMBAGIAN KADVELD DI DIVISI II SEI RINDU
Blok
|
LUASAN
PER BLOK DIVISI II
|
||
62
|
35,84
|
33,48
|
29,00
|
61
|
19,87
|
28,34
|
27,27
|
60
|
18,46
|
28,40
|
30,15
|
59
|
33,66
|
30,05
|
27,81
|
58
|
29,69
|
29,73
|
30,63
|
57
|
27,86
|
30,30
|
30,03
|
56
|
34,37
|
29,64
|
29,70
|
F
|
E
|
D
|
Keterangan
:
a. D1 untuk
hari ke 1 (luas 114,23)
b. D2 untuk
hari ke 2 (luas 90,36)
c. D3 untuk
hari ke 3 (luas 119,72)
d. D4 untuk
hari ke 4 (luas 90,22)
e. D5 untuk
hari ke 5 (luas 107,83)
f. D6 untuk
hari ke 6 (luas 91,92)
Luas
keseluruhan Divisi II adalah 614,28 ha
Contoh perhitungan pembagian kadveld
:
-
Suatu divisi luasan
arealnya = 614,28 ha
-
Rotasi panen 6/7 senin - sabtu
- Jadi
614.28 ha/ 6 = 102,38 ha per hari
Kesimpulan
dengan luasan arel 614,28
ha, dengan rotasi panen 6/7 diperoleh 102.38
ha per hari, yang harus dipanen oleh para pemanen.
Pada
perusahaan PT. Tapian Nadenggan
perkebunan Sei Rindu Estate
khususnya di Divisi II (dua) pengancakan
dilakukan dengan sistem Ancak Giring Tetap.
10.
Pemeriksaan
Panen
Pemeriksaan panen dilakukan pertama kali oleh mandor panen, dilakukan di lapangan dan di TPH, pemeriksaan panen di Sei Rindu Estate khususnya di divisi II (dua), dilakukan oleh 2 mandor panen. Tugas dari mandor panen adalah memastikan buah dan brondolan dalam blok keluar sesuai dengan standar panen. Selain itu mandor harus melakukan inspeksi detail setiap hari sebelum panen selesai. Inspeksi minimal 1 pemanen per kemandoran.
Apabila terdapat kesalahan maka akan diberi sanksi berupa denda.
Hal-hal
yang diperiksa atau diinspeksi panen antara lain:
a.
Buah
tinggal
-
Buah matang tidak
dipanen
-
Buah dipanen
tidak dibawa ke TPH
b. Buah mentah dipanen
c. Brondolan
tidak dikutip
d. Pelepah
dirumpukan tidak disusun secara baik dan benar
e. Tangkai
tandan atau toros tidak dipotong dan tidak dibuang
f.
Kesalahan terhadap
pemotonga pelepah (pelepeh
sengkeleh)
g. Memastikan
semua ancak dipanen
Selain Inspeksi
mandor panen juga melakukan Estimasi
Estimasi
produksi merupakan pengamatan yang dilakukan diareal perkebunan pada tanaman
kelapa sawit, dengan tujuan untuk memperkirakan tandan atau buah kelapa sawit
yang sudah muncul, atau terlihat agar dapat memperkirakan umur dan jenis bunga
yang ada di setiap pokokan kelapa sawit
Estimasi
produksi antara lain :
a. Estimasi
harian
Estimasi
harian merupakan kegiatan melakukan perencanaan pengamatan, dan perkiraan dalam
menentukan tandan buah segar
yang akan dipanen pada hari besok.
Tujuannya yaitu :
-
Untuk pengambilan
kerapatan panen dan penghitungan luasan dalam pengancakan
-
Menentukan tenaga
kerja panen
-
Menentukan kebutuhan
armada pengangkutan produksi
-
Untuk mengetahui jumlah
janjang dan tonase yang akan dihasilkan
Pelaksanaan
-
Masuk pertama pada
pasar pikul ke 3
-
Sensus menggunakan
kerapatan metode kelang 5, 10, 15, 20, dst, ( semakin sedikit jarak jalur yang
di sensus semakin baik )
-
Hitung tandan yang
sudah bisa dipanen keesokan harinya.
Diperoleh :
Jumlah pokok yang diamati 358 pokok
Jumlah tandan pengamatan 90 tandan
Caranya yaitu : jumlah pokok
sensus/ jumlah tandan sensus = kerapatan
358/ 90 = 3,97
pembulatan 4
Jadi diperoleh kerapatan 1 : 4 (disetiap selang 4 pokok sawit terdapat 1 tandan matang buah segar)
b. Estimasi
semester
Pengamatan yang
dilakukan 1 kali dalam 6 bulan ( estimasi semester )
Tujuannya yaitu :
-
Untuk mengetahui atau
memperkirakan penghasilan tandan buah, selama 3 bulan, 6 bulan, dan 1 tahun
mendatang.
-
Untuk memperkirakan
tonase pencapaian per 6 bulan.
Pelaksanaan
ketentuan sampel yaitu :
1. Tanaman
dengan populasi yang homogen atau seragam
2. Tahun
tanaman yang diamati dominan atau hampir sejenis
Penentuan
pokok sampel yaitu :
1. Masuk
pertama pada pasar pikul ke 3
2. Sensus
menggunakan kerapatan metode kelang 5, 10, 15 dst.
Pelaksanaan
Ketentuan
pengambilan sampel yaitu :
1. Sensus
menghitung jumlah bunga, dan buah dengan memperhatikan umur buahnya
2. Sensus
dilakukan pertahun tanam atau satu data sensus mewakili 1 tahun tanam
3. Pengamatan
umur buah dengan cara :
Penentuan fisual buah :
Tabel data perkembangan bunga dan
buah di divisi KILO
Umur
buah dan bunga
|
Keadaan
bung tandan
|
Daging
buah
|
Cangkang
|
Inti
|
Embrio
|
10 hari
|
Bunga anthesis
|
Belum ada
|
Belum ada
|
Belum ada
|
Belum terlihat
|
1 bulan
|
Buah kecil
terbentuk pada tandan
|
Putih
kehijauan, lunak dan berair
|
Putih lembut
|
Berupa cairan
|
Belum terlihat
|
2 bulan
|
Tandan muda
|
Putih
kehijauan, lunak dan berair
|
Putih agak
keras
|
Seperti agar
agar
|
Belum terlihat
|
3 bulan
|
Tandan muda
|
Kuning
kehijauan
|
Coklat muda
keras
|
Mengeras
|
Titik puti
|
4 bulan
|
Tandan mentah
|
Kuning
kemerahan
|
Coklat keras
|
Putih keras
|
Normal 3,50 mm
|
5 bulan
|
Tandan masak
|
Merah
kekuningan
|
Coklat tua
keras
|
Putih keras
|
Normal 3,50 mm
|
6 bulan
|
Buah
membrondol
|
Merah
|
Hitam keras
|
Putih keras
|
Normal 3,50 mm
|
Alat yang digunakan adalah parang
·
Waktu pengamatan :
-
Akhir desember, untuk estimasi produksi
bulan januari sampai dengan juni
-
Akhir maret, untuk estimasi produksi
bulan april sampai dengan september
-
Akhir juni, untuk estimasi
produksi bulan juli sampai dengan desember
-
Akhir september, untuk estimasi
produksi bulan oktober sampai dengan maret
11.
Pengangkutan Tandan
Buah Segar
(TBS)
Sarana
pengangkutan menjadi hal penting
dan sangat dibutuhkan, bila jumlah angkutan
kurang dan sering terjadi kerusakan,
maka proses pengiriman tandan buah segar ke pabrik pengelolah kelapa sawit akan
terhambat,
sehingga dapat mengakibatkan
buah restan dan akan mengurangi mutu TBS.
a. Hasil Angkut TBS
Hasil angkutan TBS merupakan kegiatan memindahkan dan mengangkut hasil panen tandan buah segar dari TPH sampai dengan ke PKS.
Hasil angkut TBS antara lain :
1. Semua
hasil panen harus terangkut dari lahan ke TPH, sampai ke PKS
2. TBS
dan brondolan diolah hari itu juga
3. Diusahakan
tidak ada buah restan di lahan
4. Jumlah
TBS yang terkirim harus sama dengan yang diantar ke PKS.
b. Pencatatan
Tandan Buah Segar.
Pencatatan tandan buah segar
merupakan pencatatan yang dilakukan oleh krani
panen pada Buku Kutip Brondol(BKtB), Buku Potong Buah (BPtB), dan
Grading TPH, dan oleh krani transport pada Buku Pengiriman Buah (BPB), saat
akan dimuat.
1. Pada
notes krani panen
Pendapatan buah yang dipanen dan brondolan yang di kutip
harus dicatat, setiap ancak pemanen yang
berada di TPH dan setiap bloknya.
*Kegunaanya;
Ø Untuk mengetahui pendapatan
tandan buah segar, dan brondolan pada setiap harinya
Ø Untuk keperluan administrasi divisi
2. Pada
notes kerani transport
Pendapatan harus dicatat setiap
blok, nomor urut/nomor ancak
pemanen, jumlah tandan dan brondolan yang berada di TPH, dan
nomor TPH.
*Kegunaanya;
Ø untuk
mengetahui penghasilan
pemanen dan pembrondol.
Ø Untuk
mempermudah dalam pembuatan Surat
Pengiriman Buah (SPB).
Ø Untuk
file dalam pembuatan laporan buah.
Ø Untuk
file pendapatan jumlah janjangan dan tonase perhari.
Ø Untuk menentukan berat
janjang rata – rata.
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
i.
KESIMPULAN
Kelapa
sawit ( Elaies gueneensis Jacq ) merupakan
tumbuhan tropis yang tergolong dalam famili palmae dan berasal dari Afrika
Barat, pertama kali diperkenalkan di Indonesia
oleh Belanda pada tahun 1948, ketika itu ada 4 batang bibit kelapa sawit yang
dibawa dari Mauritius dan Amsterdam, dan
ditanam diperkebunan Raya Bogor.
Dalam
pelaksanaan
kegiatan magang yang dilaksanakan di Perkebunan
Sei Rindu (SRDE) sangatlah memberi manfaat
yang banyak. Selama Praktek Industri (PI) berlangsung saya
mendapatkan ilmu yang
bermanfaat dan sangat berguna bagi diri saya pribadi untuk masa depan saya
maupun bagi orang lain, meskipun dalam
melaksanakan
Praktek Industri (PI) banyak hambatan.
Dalam
membudidayakan tanaman kelapa sawit (Elaeis guennensis Jacq) agar
mendapatkan kwalitas produksi yang bermutu maka kita harus
melaksanakan pekerjaan sebagai berikut antara lain:
v Perawatan
ü SP3+TPH (Semprot Piringan, Pasar Pikul dan TPH)
ü Wiping Lalang
ü DAK (Dongkel Anak Kayu)
ü Garuk piringan
ü Pemupukan dsb,
v Pemanenan
Panen yang baik dapat
menghasilkan minyak yang ber mutu, yang mana semua tergantung pada proses
pemanenan yang sesuai dengan standar panen.
ii.
SARAN
Tujuan
dari Praktek Kerja Industri (PRAKERIN) agar peserta dapat
mengetahui apa saja kegiatan yang dilakukan di kebun. Dan dalam pembudidayaan kelapa
sawit agar mendapatkan
hasil yang maksimal, maka disetiap pekerjaan
harus dilakukan
dengan dasar dan sesuai dengan panduan
yang ada pada perusahaan. Mempelajari dan
membandingkan antara teori pelajaran di sekolah dengan pelaksanaan di perkebunan kelapa sawit. Mempelajari berbagai
bentuk permasalahan atau tindakan dalam budidaya kelapa sawit dan mengetahui
penyelesaian masalah yang dihadapi.
*Pemanenan
Buah Kelapa Sawit *Pengutipan
Brondolan Di Piringan
*Pemotongan
Tangkai atau Toros Buah *Menakar
Brondolan yang sudah dikutip
*Alat Panen *Penyusunan TBS di TPH.
*Pemuatan
TBS *Pemuatan
TBS
*Pengeceran pupuk *Penaburan Aplikasi Pupuk
*Pemuatan Pupuk *Pembagian penaburan aplikasi pupuk
*Pembersihan Pasar Pikul *Alat-alat
Wiping lalang
*Penampung Curah Hujan *Perawatan APH
*Pembuatan Bedengan APH *Turnera Subulata Kuning
*SP3+TPH *Garuk
Piringan